(Berita Mingguan GITS 19 Desember 2015, sumber: www.wayoflife.org)
Gereja Inggris telah menetapkan tujuh “uskup” wanita sejak Desember tahun lalu. Salah satunya, Rachel Trewood, Uskup Gloucester, mengatakan bahwa adalah salah untuk mengacu kepada Allah dengan sebutan “He” (Dia laki-laki) karena Allah bersifat “netral” dalam gender (“God is not a he or a she,” The Guardian, 24 Okt. 2015). Trewood adalha salah satu dari “26 Tuan-Tuan Rohani” dalam Parlemen, dan hal ini menyedihkan karena dia bahkan tidak percaya Tuhan Yesus Kristus yang mengatakan, “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu” (Mat. 6:9). Trewood juga mengatakan bahwa dia tidak nyaman dengan istilah ‘ibu.’ “Ada sesuatu tentang konotasi kata ‘ibu’ yang memberikan kesan suatu ketergantungan terhadap saya. Saya tidak mau dipandang seperti itu. Saya melihat diri saya sendiri sebagai seorang pemimpin, memimpin dari tengah umat.”
Ya benar dan setuju , karena Adalah Tuhan kita, tidak ada penamaan lain atau menyatakan sebuah pribadi Tuhan yang dapat disejajarkan pada jagad raya ini karena Tuhan yang menciptakan, mungkin kata He pada sebagian kita dimaksudkan untuk mengikatkan hubungan yang sangat emosional ingin lebih dekat dan leluasa untuk menyebutkan nya.
Ingat Tuhan bukan teman,bukan abang,bukan orang dst… maka mari kita berikan kata yang baik dan benar secara kultus.
Utamanya Tuhan telah menjadi Kristus sekarang ini, sedangakan dulu saja rasul2 menyebut Tuhan kita, Rabi atau Guru karnapendekatan yang terhormat pada masa itu dan diDunia.