Sumber: www.wayoflife.org
Berikut ini disadur dari “You can’t surrender to lawless mobs,” Premier Christian News UK, 20 Des. 2021: “Polisi di India telah melarang orang Kristen mengadakan kebaktian Natal karena ancaman kekerasan dari militan Hindu terus meningkat. Pihak berwenang di negara bagian Karnataka di barat daya telah membatasi pertemuan Natal di gereja, aula, dan rumah karena radikal Hindu telah mengganggu pertemuan Kristen menurut Release Internasional. … Uskup Agung Joseph D’souza berkata, ‘Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Mereka mengganggu kebaktian Kristen dengan nyanyian Hindu mereka. Dan para ekstremis ini tidak ditangkap.’ … Juru bicara Andrew Boyd mengatakan militan Hindu telah menyerang dan membunuh orang-orang Kristen di sana untuk ‘cukup lama.’ ‘Ada sebuah gerakan di India yang disebut Hindutva … yang sangat, sangat tidak toleran terhadap apa pun selain Hinduisme. Mereka mengklaim bahwa jika Anda orang India, Anda harus menjadi seorang Hindu dan sama sekali tidak ada yang lain akan ditoleransi. Mereka semakin meningkat sejak pemilihan BJP nasionalis masuk pemerintahan dan Presiden Perdana Menteri Modi kembali terpilih,’ katanya. …’Polisi seharusnya melindungi orang-orang Kristen, bukan mencegah mereka untuk bertemu,’ kata Boyd. ‘Konstitusi India menjamin kebebasan beragama, jika Anda memiliki ekstremis yang mengancamkan kekerasan, kekerasan itu harus dihentikan.’ .. Semakin banyak undang-undang anti-konversi sedang disahkan di seluruh India, yang menurut Boyd sangatlah mengkhawatirkan karena bertentangan dengan Konstitusi India dan menempatkan lebih banyak orang Kristen pada risiko penganiayaan.”
Editor: Kebebasan beragama adalah salah satu hak asasi manusia yang paling dasar, karena sama dengan kebebasan berpikir. Pihak-pihak yang mau menghilangkan ini demi agama tertentu, sebenarnya memperlihatkan ketidakbenaran mereka. Kita terus berdoa, agar kebebasan beragama terus dijunjung di dunia, terutama di Indonesia, yang juga terancam oleh gerakan-gerakan ekstrimis.